Gelandangan pun Peduli

Seorang gelandangan
Duduk, di bawah pohon pinggir jalan
Hari ini, dia bisa makan
Walau harus berbagi dengan kucing kelaparan

Nasi bungkus, tahu goreng
dibawah terik sinar mentari
dengan bisingnya deru kendaraan
tak menghalangi makan siang mereka

Remah demi remah
Gelandangan itu berikan
sambil tersenyum ramah
pada kucing yang sedang makan

sesuap dua suap
masuk ke mulutnya
sesekali mukanya mengarah ke atas
menikmati, meresapi, berbagi...

tak kala ia sudah kenyang
Nasipun ia bagikan
pada kucing di sampingnya
yang setia menunggunya

Ia pun pergi
melangkah lagi
mencari rejeki
demi sesuap nasi... lagi



Puisi ini terilhami saat saya sedang berada di Bandung untuk ikut tes USM terpusat ITB. Ya, saat itu masih jauh dari hari H-nya sih, jadi saya masih bisa jalan-jalan. Saya tinggal di kawasan sekitar Dago, tepatnya jalan IR Juanda. Jalan di sana, gak siang, gak malam, macet terus. Nah, sialnya, siang itu, di saat saya baru pulang dari berbelanja, saya terjebak macet! mobil-mobil merayap dah tu. sampai akhirnya sudah dekat dengan lampu merah, saya melihat pemandangan yang membuat saya malu.

Seorang gelandangan sedang makan di bawah pohon. Ya, biasa aja kan, namanya juga udah siang. Tapi pemandangan lain yang mengejutkan adalah, ia tidak makan sendiri! Dengan senangnya dia membagikannya dengan seekor kucing (yang entah iya atau tidak) sedang kelaparan.

Mungkin untuk kita hal ini sudah biasa. Makan dengan berbagi dengan binatang yang lewat, merupakan suatu keasikan sendiri dalam batin kita. Namun, kalau gelandangan, bisa makan aja udah syukur! Tidak jarang beberapa gelandangan tidak makan untuk 1 atau 2 hari. Paling cuma minum air....

Yang harus kita ambil hikmahnya dari sini adalah, rasa untuk berbagi. Rasa dimana masih ada yang lebih membutuhkan dari kita. Rasa saling menyayangi antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Bayangkan bila kita mendapatkan rejeki berlimpah, sedangkan di sekeliling kita masih kekurangan, maukah kita berbagi? Doronglah rasa untuk berbagi itu dengan membayangkan sebaliknya kita yang menjadi orang yang serba kekurangan itu. Bayangkan perasaan kita apabila tidak di tolong.

Ya, kehidupan emang gak bisa di tebak. Kita hanya bisa mempelajarinya, dan kalau bisa, mengambil hikmahnya. Semoga dengan semua hal itu, kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan....


SALAM SUPER