Cerita pertama: awal dari sebuah mimpi panjang

Dunia ini, panggung sandiwara
Cerita..nya mudah berubah....

Akhir-akhir ini, lagu lawas milik Achmad Albar di atas sering ku nyanyikan. Ntah karena apa, ada hal apa. Mungkin karena dekat pemilu mungkin, mungkin juga......

Ya, pemilu kali ini nampaknya adalah sebuah panggung sandiwara keliling yang menghadirkan sejuta kebohongan. Lihat saja kampanye partai politik yang saling ejek satu sama lain. mereka tidak sadar, apakah mereka tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan pada rival mereka?

Seperti seekor partai yang anda tahu selalu "menghadirkan" sejuta "fakta"(menurut mereka) tentang rival mereka. Saya tidak yakin apakah mereka tidak melakukannya juga. Yang jelas, dari kehidupan sehari-hari, massanya bukanlah massa yang baik. ada preman, orang bayaran, koruptor, dll.

Partai contoh di atas adalah satu diantara sekian banyak partai yang menggelar kampanye "kotor". saya jadi bingung, apa perlu cara seperti itu dilakukan? apakah demi sebuah kursi saja, orang-orang itu rela membunuh saudara sendiri? apa sebegitu hebatnya bila kita mendapat sebuah kursi dari senayan?

PERCUMA!!!!! kalau nanti orang yang melakukan praktik kampanye "kotor" itu kita beri kepercayaan. karena apa, coba saja anda pikirkan bagaimana dia akan mewakili suara kita di senayan atau di ibukota masing-masing. kalau saat kampanye saja sudah bermain "kotor", apalagi saat di kantor. apa gak kasihan itu sama CS nya... :-)

maksudnya bukan kotor anak-anak, tapi "KOTOR" nya pejabat jaman sekarang itu lho yang bahaya. bukan hanya CS saja yang repot, Pak Antasari juga bakal lebih repot kalau banyak orang-orang kotor ini duduk di kantor rakyat.

ya sudahlah, perilaku kotor ini nampaknya susah di basmi. Sejak jaman Ken Arok, sampai sekarang. penyakit ini sudah mendarah daging dalam tubuh manusia......

NB: bukan bermaksud memojokkan satu pihak. hanya sebagai bahan renungan semua orang.